Article ini Dibuat Dan di edit Oleh Admin E8N Blogs, Dan Jika Anda mau mengcopy harap Cantumkan Link Aktif Ke Blog ini.
Memulai Usaha Sendiri
Ketika Anda ingin memulai wira usaha, ada banyak cara yang bisa ditempuh. Dan tiap orang punya caranya sendiri, dan hasilnya pun tidak pernah sama. Antara satu dengan yang lain. Ada yang mulai terjun sebagai kaum bisnis karena terdesak keadaan. Yang penting bisa buat makan dulu, yang lain belakangan.
Dan seiring waktu, kalau mereka punya wawasan yang makin luas, usahanya akan makin berkembang. Ada juga yang ingin tingkat kehidupannya menjadi lebih baik, sehingga ia bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan apa yang di kehendakinya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, usaha yang berhasil dan akhirnya menjadi besar, selalu punya beberapa persamaan penting. Key common points. Hampir semua keypoint tersebut bicara aspek Mentalitas dan Mindset,sebagian lagi perihal kompetensi teknis. Namun segi mentalitas dan Mindset ini yang amat jarang dibahas.
Anda senang mengerjakannya. Sebuah perintisan usaha menjadi asik, kalau Anda senang melakukannya. Apakah itu memasak,> membuka restoran. Atau anda paham IT> kemudian buka usaha di bidang network komputer.
Apapun itu, bidangnya tidak begitu penting. Orang bisa menjadi besar pada bidang apapun. Ketika Anda senang mengerjakannya, waktu bergerak cepat, capek tidak begitu terasa dan Anda akan menikmatinya. Anda terserap dan terlibat didalamnya. Jadi point #1, putuskan dahulu apa yang benar-benar Anda senang untuk mengerjakannya, dan kalau belum ada kompetensi dibidang tersebut, Anda bisa mempelajarinya. Jadi ‘what’ nya mesti jelas. Ini sering disebut business clarity
Tentang strategi atau bagaimana cara mencapai nya hingga bisnis itu menjadi besar dan menuai decak kagum, itu bisa dipikirkan kemudian. Kalau Anda sudah terobsesi dengan ‘What’ nya maka ‘ How’ bisa muncul dengan sendirinya dan tak terduga. Mungkin muncul saat Anda mandi, berenang atau jalan jalan santai.
Lalu bertanya pada diri sendiri: Apa artinya hal yang hendak Anda kerjakan itu untuk orang lain, dalam arti apakah barang atau jasa tersebut berguna sebagai solusi atas masalah orang lain. Kalau tidak ada benefitnya, itu berarti belum memenuhi azas bisnis, dan mereka tidak akan membuka dompet kalau tidak ada membawa solsui bagi konsumen.
Kalau tiga point utama itu telah seleasi terjawab, maka langsung mulai saja, tidak usah ditunda. Penundaan berarti rasa takut. Jika Anda punya kebiasaan penundaan, dan ingin menghadapinya, Anda bisa membaca artikle: Menghandles rasa takut.
Untuk mentest apakah Anda benar benar senang mengerjakan hal diatas, dan memang amat berhasrat untuk mewujudkannya, maka Alam dan Pasar akan menguji keseriusan Anda dengan indikator “ masalah’ atau “tekanan keadaan”. Mereka ingin tahu apakah Anda mundur atau memang benar benar committed untuk mewujudkannya. Kalau kesungguhan Anda terujui, maka tekanan keadaan itu akan lepas dengan sendirinya. Begitu lepas dari fase ini, gerak bisnis Anda seperti masuk orbit tanpa tarikan gravitasi dan terbang melayang –layang tak terbendung. Untuk bisa melewati fase fase tarikan gravitasi, silakan merujuk pada artikle, Saatnya Melesat tanpa Gravitasi.
Sedangkan untuk menguji Kesungguhan Anda untuk menjadi orang besar, hampir semua orang mengalami “endurance test”. Pada fase ini, Anda akan bertemu dengan keadaan mendatar, seperti tidak ada kemajuan sama sekali. Atau seperti membentur tembok. Kalau Anda pernah ikut program menurunkan badan,atau latihan musik, Anda akan tahu apa yang saya maksud: Setelah kemajuan awal yang menggembirakan, kita akan bertemu dengan keadaan yang landai. Misalnya sudah ikut fitness dan diet rutin tetapi laju penurunan berat badan tidak lagi sesemarak sebelumnya. Kemajuan seperti membentur tembok tebal. Sebagian besar orang berhenti pada fase ini. Fase ini sering disebut pleateau. Sebuah dataran landai yang harus dilalui, sebelum mengalami breakthrough. Perihal bagaimana menerobos pleateau ini dan tidak terintimidasi olehnya, Anda bisa melihat pada artikle: Menerobos fase landai-pleateau dalam saat hendak maju.
Sumber : hendriklim.com