03 July 2011

Effand Nozh

Studi Kasus Seks Bebas Remaja SMA di kota Malang


Studi Kasus Seks Bebas Remaja SMA di kota Malang - Berikut dapat anda jadikan referensi untuk tugas atau makalah tentang Seks Bebas Remaja SMA di Kota Malang.

Ilustrasi Studi Kasus Seks Bebas Remaja SMA di kota Malang

Kata Pengantar

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya Tugas Studi Kasus Tahun 2011 ini dapat diselesaikan dengan baik. Studi Kasus ini merupakan salah satu Tugas yang diberikan kepada mahasiswa untuk memenuhi tugas UAS semester genap ini.

Studi Kasus Kota Malang ini dapat digunakan untuk mamantau dan mengevaluasi indikator kenakalan remaja yang merupakan modal bagi tercapainyaVisi Malang Sehat 2011 dan Indonesia Sehat 2015. Berbagai data dan informasi yang dimuat dalam Laporan Studi Kasus ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penyusunan program Pembangunan Kesehatan Remaja di Kota Malang.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Study Kasus ini. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan sehingga penyusunan Laporan Stuy Kasus yang akan datang akan lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Study  Kasus ini.
Harapan kami semoga Studi Kasus Kota Malang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.





Malang, Juli 2011
      Penyusun,



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Identitas Siswa
B.     Gambaran Sekilas Tentang Kasus
BAB II GEJALA & ALASAN PEMILIHAN KASUS
A.    Gejala Umum
B.     Alasan Pemilihan Kasus
C.     Rancangan Study Kasus
BAB III PROSEDUR  DAN  METODE
A.    Analisa Data
B.     Sintesa
C.     Diagnosis
D.    Prognosis
BAB IV USAHA-USAHA  BANTUAN
A.    Usaha Bantuan Yang Direncanakan
B.     Usaha Bantuan Yang Telah Dilaksanankan
BAB V USAHA  DAN  TINDAK  LANJUT
BAB VI PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka
Lampiran




BAB I
PENDAHULUAN
A.    IDENTITAS  SISWA
      Berikut ini data siswa SMA yang menjadi sumber dalam Studi Kasus ini :
Nama               :  Budianto Bani
SMA               :  SMA Negeri 11 Malang
Kelas               :  II IPA “C”
Alamat Asli     :  Jl. Klayatan 3 No.6 Rt.10 Sukun Kota Malang
Umur               :  17 tahun
Jumlah Saudara:  1

B.     Gambaran Sekilas Tentang Kasus
      Dari kelayakan studi kasus yang diambil ini yaitu tentang Sex Bebas yang ada pada kalangan siswa SMA di kota Malang yang selama ini terkenal sebagai kota pelajar yang juga sudah sangat di kenal di Indonesia. Mengingat sudah banyak kasus yang terjadi selama ini baik Pemerkosaan sampai Aborsi yang dilakukan oleh Pelajar SMA di kota Malang ini. Sungguh ironis dan sangat memprihatinkan karena masa depan yang seharusnya mereka raih lebih baik harus hancur ketika mereka telah melakukan sex bebas dan apabila mereka sampai hamil di luar nikah. Ketika kita melihat hal-hal tersebut selaku orang yang paham dan mengerti akan bahaya sex bebas pastinya merasa sangat menyayangkan perilaku generasi muda yang semakin hari sangat memprihatinkan.


BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS

A.    GEJALA UMUM
      Gejala umum yang biasa terjadi pada remaja SMA  ini dan dalam pergaulan bebas yang sekarang marak dilakukan dengan pacarnya adalah seks bebas yang disebabkan beberapa factor diantaranya :
1.      Karena seorang anak yang kurang kasih sayang dari orang sekitarnya dan juga karena lingkungan dimana dia bergaul,
2.      Pengaruh dari orang-orang sekitarnya,
3.      Rasa ingin tahu yang besar dan kesalahan dalam memilih teman di indikasi sebagai penyebab utama dalam hal ini.

Hal-hal tersebut menimbulkan gejala kepada orang yang melakukan seks bebas tersebut sebagai contohnya adalah seperti berikut ini :

1.      Seorang Pelaku tersebut menjadi sangat liar dan lupa pada dirinya sendiri
2.      Seorang Pelaku sex bebas akan menimbulkan rasa kecanduan pada dirinya sendiri karena terdapat efek kecanduan.
3.      Seorang pelaku sex cenderung akan melawan atau menentang sesuatu yang tidak dia inginkan.
4.      Seorang Pelaku Sex Remaja cenderung menghabiskan waktu dengan orang yang setuju dengan perilakunya.

B.     ALASAN PEMILIHAN KASUS
      Karena dalam penelitian tentang sex bebas ini lebih mudah untuk diuraikan dan ditemukan sesuai dengan apa yang ada dalam kondisi nyata sekarang. Melihat apa yang menjadi dampaknya maka pemilihan kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua kalangan yang perduli dengan generasi muda. Banyak pihak yang menyalahkan para pelaku sex bebas tetapi tidak mengetahui penyebab-penyebab atau latar belakang mereka sampai melakukan hal tersebut, padahal kita semua juga ikut bertanggung jawab atas nasib mereka yang tentunya jika hal tersebut terjadi kepada salah satu anggota keluarga kita. Jadi kita haruslah tetap menngontrol dan menanamkan pendidikan serta pengertian seks secara dini kepada anak-anak kita karena pemahaman yang salah akan menyebabkan mental mereka juga menjadi kurang baik.

C.     RANCANGAN STUDI KASUS
Hal pertama ketika kita melakukan observasi ini adalah dengan membuat suatu rumusan catatan tentang efek dan dampak yang ditimbulkan dari penyimpangan perilaku Remaja SMA yang sekarang sudah menjadi kebiasaan umum bagi remaja yang sedang berpacaran. Memanglah tidak semua Remaja SMA melakukan itu, seperti data berikut kita bisa lihat tingkat ketertarikan antara cowok dan cewek sangatlah berbeda.
Dalam sebuah penelitian, menyebutkan berpacaran sebagai proses perkembangan kepribadian seorang remaja karena ketertarikan antar lawan jenis. Namun, dalam perkembangan budaya justru cenderung permisif terhadap gaya pacaran remaja. Akibatnya, para remaja cenderung melakukan hubungan seks pranikah.
Berdasarkan penelitiannya, perilaku remaja laki-laki dan perempuan hingga cium bibir masih sama. Akan tetapi, perilaku laki-laki menjadi lebih agresif dibandingkan remaja perempuan mulai dari tingkatan meraba dada. Seks pranikah yang dilakukan remaja laki-laki pun dua kali lebih banyak dibandingkan remaja perempuan.
Perilaku pacaran                Perempuan                  Laki-Laki                    Total
………………………………… (%) …………. .(%) …. ……….         (%)
Ngobrol, Curhat                97,1                              94,5                             95,7
Pegangan tangan               70,5                             65,                               67,9
Berangkulan                       49,8                             48,3                             49,0
Berpelukan                         37,3                             38,                               38,0
Berciuman pipi                  43,2                             38,                               40,4
Berciuman bibir                  27,0                            31,                               20,5
Meraba-raba dada                5,8                              20,                               13,5
Meraba alat kelamin             3,1                              10,9                             7,2
Menggesek kelamin              2,2                              6,5                               4,5
Melakukan seks oral             1,8                               4,5                              3,3
Hubungan seks                  1,8                               4,3                               3,2
                   
Jadi yang haruslah diperhatikan adalah bagaimana meneliti obyek yang sangat banyak ini sehingga bisa menjadi data yang valid. Beberapa metodenya bias menerapkan dengan system sebagai berikut :
1.      Mencari sasaran pihak yang melakukan dalam hal ini adalah pelajar yang melakukan seks bebas     
2.      Pihak yang bertanggung jawab atas perilaku mereka adalah selaku Orang Tua, dan
3.      Pihak yang dapat mencegah atai memberi pengarahan kepada Remaja SMA, adalah pihak Guru dan kesadaran mereka sendiri.



BAB III
PROSEDUR DAN METODE PENELITIAN
A.    ANALISIS DATA
      Pergaulan bebas di kalangan remaja di Indonesia bertambah parah. 63% remaja pada usia antara SMP & SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Ironisnya 21% diantaranya melakukan aborsi Hasil survie trakhir di lakukan di 33 provinsi mengalami peningkatan dari tahun 2010. Data penelitian di kota besar seperti Jabodetabek, Medan, jakarta, Bandung ,Surabaya, Malang dan Makassar berada pada kisaran 47,54% dan meningkat menjadi 63% pada survei tahun 2010.


Faktor yg mendorong remaja berhubungan seks bebas selain pengaruh pergaulan bebas, juga faktor lingkungan, keluarga dan perkembangan media masa. Perilaku ini membuat remaja rentan terhadap resiko penularan penyakit HIV/AIDS. Data
Departemen Kesehatan hingga seperti september 2010, dari 15.210 penderita AIDS di Indonesia, 54% adalah remaja.
                        Peran agama dan keluarga sangat penting untuk mengantipasinya.


B.     SINTESA

C.     DIAGNOSIS
      Dalam Penempatan keadaan yang sangat memprihatinkan seperti saat ini, kita dan orang lain yang peduli terhadap masa depan anak-anak bangsa kita ini bisa membuat suatu wadah / tempat motivasi bagi mereka yang telah pernah melakukan seks bebas, karena biasanya mereka akan cenderung malu jika aib mereka sampai didengar oleh teman-teman sebayanya atau malah sampai kemasyarakat umum.
D.    PROGNOSIS
      Pada Umumnya baik, jika para pelaku seks bebas mau berubah atas dasar dari dirinya sendiri karena itu akan memudahkan pelepasan kecanduan seks yang dialami oleh orang yang sudah kecanduan sekd bebas. Jadi anggapan dasarnya jika kita bisa memberi semangat dan pengertian secara benar maka orang yang kecanduan seks ataupun remaja yang sering melakukan seks pranikah akan menjadi lebih bias berpikir untuk melawan hawa nafsunya.




BAB IV
USAHA-USAH BANTUAN
A.    USAHA BANTUAN YANG DIRENCANAKAN
      Terdapat beberapa hal-hal yang melandasi dari konsep bantuan yang dapat dilakukan antara lain :
1.      Dengan mengadakan penyuluhan ke lembaga-lembaga sekolah dan masyarakat tentang bahaya seks bebas serta akibat yang sangat membahayakan, tujuan dari penyuluhan ini agar mengurangi seks bebas dikalangan remaja SMA karena seks bebas kebanyakn lakukan oleh kalangan remaja atau Usia produktif yang rasa ingin tahunya sangatlah besar.
2.      Melakukan bimbingan secara manual terhadap Guru juga orang Tua remaja sehingga orang tua dan  guru sebagai orang-orang yang dekat dengan mereka dapat juga membantu mengawasi dan memberi pengarahan terhadap putra-putri mereka.
3.      memberi ilmu agama yang cukup dengan cara mengikutkan mereka dalam suatu acara islamiyah yang memungkinkan mereka dapat mempertebal iman mereka sehingga rasa untuk menjaga dirinya akan timbul dari mereka sendiri.
4.      Pendidikan Seks Bagi Remaja. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.


B.     USAHA YANG TELAH DILAKUKAN
            Dari rencana-rancana awal diatas sebagian rencana telah terealisasi dengan sangat baik yaitu :
1.      Penyuluhan kepada Pelajar SMA melalui lembaga-lembaga terkait yaitu pihak sekolah dan pihak masyarakat serta Orang tua dari remaja.
2.      Bimbingan dari pihak-pihak yang ahli dalam bidang sex bebas kepada pihak remaja dan pihak lainya agar mengurangi resiko penyebebaran penyakit kelamin dan untuk mengurangi prosentase sex bebas dikalangan remaja SMA.


BAB V
USAHA TINDAK LANJUT (Follow Up)
      Usaha yang dilakukan selanjutnya adalah dengan memberikan pengarahan kepada orang tua atau pihak-pihak lain dengan memberikan pengawasan lebih kepada anak-anaknya, pemberian hukuman kepada pelaku sex bebas.


BAB VI
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berikut ini adalah kesimpulan kami mengenai pembahasan fenomena pornografi dari sisi kenakalan remaja :
Fokus utama pendidikan seks adalah pendidikan dan pengetahuan, daripada seks. Pendidikan seks mampu menyelamatkan kaum remaja dari  keadaan yang tidak sehat atau berbahaya untuk kesehatannya. Seharusnya pendidikan seks tidak dianggap tabu dan tidak ditutupi lagi. Sebagai suatu cabang masyarakat yang mampu sebagian besar penduduk kaum muda, ruang sekolah seharusnya mengambil peran utama untuk memberi pendidikan seks ini.
      Sebaiknya pemerintah bertindak mengembangkan program pendidikan seks dengan bahan-bahan resmi untuk disediakan setiap sekolah. Lebih banyak dana seharusnya diberikan bidang pendidikan, untuk menyakinkan setiap siswa mengalami kesempatan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Program pendidikan seks seharusnya mencapai keseimbangan antara pengetahuan lengkap (termasuk hal kontrasepsi) dan norma-norma kebudayaan dan agama Indonesia. Tugas ini memang sulit, tetapi demi kepentingan masa depan masyarakat Indonesia, hal ini harus dilakukan.

B.     SARAN
      Untuk kalangan remaja lebih baik menjauhi pergaulan sex bebas/ pergaulan bebas yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika kurang mendapatkan kasih sayang dari lingkungan sekitar jangan melampiaskanya dengan seks bebas lebih baik mengeluarkan katidaksukaan itu melalui hal-hal yang positif yang dapat menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Jika dihadapkan dengan lingkungan yang menjerumuskan dalam sex bebas lebih baik kita menghindarinya secara pelan-pelan agar tidak menimbulkan permusuhan antara teman. Dalam memilih ligkungan harus berhati-hati agar tidak terjerumus kedalam seks bebas yang sekarang melanda kalangan remaja.



DAFTAR PUSTAKA



NB: Foto hanya ilustrasi

Effand Nozh

About Effand Nozh -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :